Selamat Hari Guru!

Ketika membuka google.com pada hari ini, muncul gambar seperti featured imagenya saya. Anyway, post ini diinspirasi oleh gambar itu loh bukan postnya Ko Ryan yang duluan ngepost *kibasrambut* 😀

Today is Teachers’ Day!  Selamat Hari Guru untuk semuanya yang berprofesi sebagai guru, dimana pun kalian berada! 🙂

Teachers’ Day sendiri ternyata berbeda dengan World Teachers’ Day .  Hari Guru di setiap negara berbeda-beda, sedangkan Hari Guru Sedunia diadakan setiap tanggal 5 Oktober sejak tahun 1994. Di Indonesia, Hari Guru diperingati setiap tanggal 25 November. Meskipun tidak termasuk salah satu hari besar, tetapi biasanya ada acara seremonial untuk para pengajar.

Jika bicara tentang guru, pasti masing-masing dari kita semua mempunyai kenangan tersendiri soal guru kita, baik guru-guru di lingkungan sekolah, lingkungan tempat ibadah, ataupun lingkungan kursus. Begitu pun dengan saya 🙂

Saya sudah bertemu dengan banyak guru selama duduk di bangku playgroup (PG) sampai SMA di 3 sekolah berbeda. Ada guru yang saya kagumi, ada juga yang saya takuti, dan ada beberapa yang malas saya temui dulunya. Hahaha.. Kalau istilah jaman sekarang, guru-gurunya itu rese 😛

But I’m missing them so much now karena mereka semua mempunyai andil cukup besar dalam membentuk saya yang sekarang 🙂

Saya menghabiskan waktu selama 10 tahun selama duduk di bangku TK sampai SMP di 1 sekolah yang sama. Sekolah itu bekas peninggalan Belanda dan di bawah naungan yayasan Katolik sehingga tidak heran jika saya bertemu dengan cukup banyak biarawan / biarawati / guru yang masih memiliki campuran darah Belanda.

Sekolah saya ini dikenal sebagai the strict school, terlalu disiplin dan banyak aturan. Guru-gurunya pun banyak yang galak jadi kesannya kami harus manut tanpa boleh melawan. Waktu SD, mami saya pernah dipanggil karena saya ketahuan membaca buku pelajaran lain di kelas Bahasa Indonesia. Waktu SMP, saya dan beberapa teman sempat dihukum oleh guru kesenian – yang identik dengan kumis dan jenggotnya – karena kami ketahuan sedang asyik menggambar komik 😀 Belum lagi hal-hal lainnya.

Saya tidak terlalu ingat tentang guru-guru di PG sebab masih kecil sekali waktu itu. Hal yang paling saya ingat di PG adalah sosok guru wali kelas yang sangat keibuan. Lain hal dengan PG, lain hal dengan SMA. Kalau SMA mah jangan ditanya, kenangan tentang guru-gurunya masih diingat sampai sekarang, haha..

Di SMA ada guru cantik tapi galak banget yang sebenarnya bernama Wiwin tapi berubah menjadi Wawan karena beliau – katanya – sering sakit. Ada guru yang slenge’an minta ampun. Ada lagi guru yang tugasnya baca ayat kursi ke teman yang sering kesurupan. Ada guru yang harus minum kopi sebelum mengajar. Ada juga guru yang cukup dipuji cantik supaya nilai kita bagus.

Di SMA ini juga saya memiliki kesempatan untuk bertemu cukup banyak guru dari sekolah lain. Dari mereka jugalah saya bisa bertukar ilmu dan pendapat saat itu. Namun, ada 1 guru yang akan selalu terpatri di hati saya, guru yang sudah kami anggap seperti ibu kami sendiri, guru yang selalu mengajarkan kami untuk berusaha dan tidak pantang menyerah, yang sudah dipanggil kembali ke surga setelah berjuang melawan sakit dadakannya.

a good teacher
http://www.quotes.mediatress.com

Lain kehidupan sekolah, lain juga kehidupan kampus. Di jenjang ini saya bertemu dengan dosen-dosen yang memiliki perbedaan sifat dan sikap. Ada dosen yang strict to the rules, dosen yang friendly, dosen yang cerdas tapi suka iseng, dosen yang cantik dan anggun, dosen yang senang bercanda, sampai ke dosen yang “mata duitan” dan ngajarnya seenak hati.

Saya juga diberikan kesempatan bertemu dengan beberapa guru kursus di luar sekolah. Ada guru yang galaknya bukan main, ada yang kesannya kaku ketika mengajar, dan ada yang mengajar dengan penuh perhatian.

IMHO, guru bisa berarti pengajar ataupun pendidik. Semua orang dapat saja menjadi seorang pengajar tetapi tidak semua orang bisa menjadi pendidik yang baik. Saya selalu salut dengan orang-orang yang mau mengabdikan hidupnya sebagai pendidik untuk orang lain, yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan dia sendiri, termasuk pemasukan yang didapatkan, khususnya bagi mereka yang rela mengabdikan hidup di daerah terpencil.

thanks
http://www.esereport.com

 

Selamat Hari Guru untuk semua pihak yang memiliki profesi ini. Semoga ilmu yang kalian berikan selalu berguna untuk kehidupan orang lain 🙂

Rgds,

Ws 😉

16 comments

  1. Selamat hari guru! Baca postingan ini jadi inget-inget guru dari jaman dulu. Kalo guru TK ada satu guru yang masih keinget sampe sekarang. Belio ngajar dari jaman Ibuku masih TK sampe anaknyabyang diajar juga TK! Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru! *ngembeng…

    Like

  2. Penasaran dengan sekolah yang katanya peninggalan belanda dan banyak biarawan/biarawati yang masih punya darah Belanda itu Mbak :hihi. Seru banget pastinya ya, tapi pendidikan yang saya dengar di masa lalu memang strict banget ya Mbak, tak jarang sampai main pukul. Namun bagaimanapun, kita mesti berterima kasih, saya setuju, karena tanpa mereka, kita tak mungkin jadi seperti sekarang ini. Selamat hari guru!

    Like

  3. Jadi inget dulu cita2nya jadi guru Ci, pas tau gajinya cuma “sekian,” mendadak mundur karena oh aku tak sanggup 😆 sepertinya kurang diapresiasi padahal itu guru di perkotaan loh apalagi yg di desa2 ya.. Wajar kalo mereka disebut “pahlawan tanpa tanda jasa” lha wong gaji minim, ga dapet nobel 😱 salute!

    Like

  4. Selamat hari guru. Jasa-jasa para Guru emang tiada batasnya, hingga kita bisa menjadi seperti sekarang ini berkat beliau2.

    Dari kemaren pengen nulis tapi memory pada banyak yang lupa, setengah mati nulisnya akhirnya nga jadi dech hikksss..

    Like

Thank you for your comments