Live Peacefully

Sabtu, 14 November 2015.

Saya punya kebiasaan mengambil remote dan menyalakan TV ketika baru bangun tidur. Tujuannya supaya suara berita di TV benar-benar bisa membangunkan saya. Tetapi betapa kagetnya saya, Sabtu pagi lalu saya dibangunkan oleh berita mengenai penyerangan di Paris.

14 November seharusnya menjadi hari Sabtu yang menyenangkan untuk semua orang. Ada 3 teman saya yang berulang tahun, 2 di antaranya di Pontianak. Ada pula teman yang menikah di tanggal tersebut. Memang seharusnya menjadi 1 hari baik. Tetapi tidak untuk Paris, tidak untuk Beirut, tidak untuk Baghdad. Tidak untuk sebagian besar warga dunia lainnya.

Semuanya berujung pada ISIS atau The Islamic State.

Saya memang bukan seorang Muslim. Saya WNI keturunan Tionghoa beragama Katolik. Namun, saya memiliki banyak teman baik beragama Islam, dan saya pun menghabiskan 3 tahun masa SMA saya di salah satu sekolah negeri terbaik di Pontianak. Lewat teman-teman saya itulah, saya mengenal cukup banyak hal mengenai ajaran Islam.

Seperti ajaran agama lainnya, Islam tidak pernah mengajarkan tentang kekerasan, apalagi sampai membunuh orang ataupun melakukan kriminalitas terhadap sesamanya. CMIIW, Islam pun mengajarkan tentang Hablumminallah, yaitu hubungan vertikal antara umat dan Penciptanya (Allah) dan Hablumminannas, yaitu hubungan horizontal antara sesama makhluk Penciptanya (Allah). 

Dengan mudahnya, ISIS membawa “Islam” sebagai alasan untuk melakukan kriminalitas, sebut saja dari aksi pembunuhan, perkosaan wanita, penjarahan bank, penghancuran situs bersejarah, pengambilan paksa sebuah kota, dsb. Dengan bangganya, mereka pun mengatakan “eight brothers wearing explosive belts and carrying assault rifles” conducted a “blessed attack on… Crusader France.”

What kind of Crusader France? Sedih banget nonton dan baca berita di TV dan koran tentang para korbannya. Hatinya ISIS itu terbuat dari apa? Kalau terbuat dari batu, batu saja bisa dikikis oleh air 😐

Tujuan pembuatan post ini semata-mata hanya karena saya ingin mengajak kalian semua untuk saling mendoakan satu sama lain. Soalnya tangan saya gatal banget mau bikin post ini.

Meskipun tidak bisa berkontribusi langsung disana, tetapi saya percaya doa yang baik akan selalu didengarkan oleh-Nya. Saya percaya, kekuatan doa itu (selalu) ajaib 🙂

Live Peacefully
http://www.wikihow.com/Live-in-Peace

Semoga para anggota ISIS cepat disadarkan untuk kembali ke jalan yang lebih benar. Semoga organisasinya pun segera dilenyapkan dari muka bumi, apapun alasannya.

Semoga para arwah yang menjadi korban beristirahat dengan tenang. Semoga para korban luka dapat segera sembuh. Semoga keluarga yang kehilangan sanak saudara bisa mendapatkan penghiburan yang layak.

Semoga peristiwa buruk yang sudah terjadi di Palestina, Beirut, Baghdad, Paris atau dimana pun merupakan peristiwa terakhir yang boleh kita alami sebagai warga dunia.

Dan semoga tidak ada lagi benci dan dendam di antara kita semua.

To live in hearts we leave behind is not to die – Thomas Campbell. Rest In Peace..

Rgds,

Ws 😉

28 comments

  1. Wien tau gak saking si ISIS kayak begitu ada temenku yg kira ISIS itu agama Islam… dia sampe tanya temen2 kita yg Muslim gimana tuh agamanya begitu, masih dianut gak?
    Btw Wien tinggal d Pontianak apa dr Pontianak?

    Like

  2. Aku pas baca beritanya subuh-subuh shock berat, pasalnya adekku pas lagi disana kemarin dengan lokasi yang hanya beberapa blok saja, namun puji Tuhan terhindar dari bahaya tersebut.
    Tapi bener-bener ya anarkisnya, mengatasnamakan agama sehingga bisa timbul perpecahan. Sedih banget melihatnya 😦

    Like

  3. Dari namanya saja sudah tidak islami..ISIS..itu kan sebutan dewi dalam ajaran kuno mesir sementara Islam jelas menghindari diri menyamakan dg ajaran lain. Hehe…semuanya sebetulnya masalah politik, melawan imperialisme di wilayah mereka. Kelompok itu adalah orang2 terpojok dr wilayah tim teng hasil dr kekacauan yg melanda, membentuk kekuasaan dan akhirnya brutal membabi buta memakai segala cara. Yep segala cara, termasuk membawa nama agama. Begitu mengerikannya orang2 terpojok itu. Saking mereka sudah ga punya tujuan hidup..

    Like

  4. Tujuan hidup yg spt apa..cita2 menyekolahkan anak sampai S1? Membangun usaha? Mrk tinggal di wilayah konflik yg kebanyakan opsi tujuan hidup “umum” spt di wilayah yg damai sdh tdk ada..:). Anak2 di wilayah itu bisa tetap hidup sampai hari besok saja sdh bagus…:) Tdk bisa dibenarkan tp itu faktanya…ketidakpedulian dunia tlh melahirkan monster2 yg plg kejam..

    Like

Thank you for your comments