29 + 30

Saya baru sadar kalau tahun lalu tidak ada setoran postingan soal ulang tahun saya ke-29. Sadarnya itu pas saya iseng lihat ke URL blog, kan ada postingan 27 dan 28, 29nya mana?

Tahun lalu saya hampir lupa dengan tanggal ulang tahun saya lantaran cukup sibuk dengan urusan sakit orang tua dan – tentunya – pekerjaan di kantor, ditambah lagi saat itu saya masih merasakan mual karena baru hamil baby K. Beruntunglah saya punya suami dan teman-teman yang masih ingat dengan tanggal lahir saya itu jadi saya masih diberikan kesempatan untuk meniup lilin, mendapat ucapan ulang tahun, dan diberikan kado. Bagi saya pribadi, baby K adalah kado yang paling terindah.

Tapi saat itu saya tidak boleh makan sushi, sashimi, dan sebangsanya jadinya S membawa saya ke Pancious outlet Mal Puri Indah. Ternyata disana ada treatment untuk konsumen yang sedang ulang tahun, yakni diberikan 1 piring pancake lengkap dengan 3 batang lilin ulang tahun. Setelah itu, saya dan S ke Starbucks untuk claim free drink seperti tahun-tahun sebelumnya haha. Tentunya saya pesan minuman kesukaan, si caramel frappuccino less ice, less sugar, low fat milk, tanpa whipped cream. Tidak ada keinginan untuk membeli kue ulang tahun saat itu, mungkin karena saya sedang banyak pikiran juga so Pancious dan Starbucks sudah lebih dari cukup.

2
Saya sempat post foto ini di Instagram dengan caption : “Thank you very much for the loves, surprises, felicitations, gifts, and attentions. So ya happy birthday to myself and @barackobama

Yes, tanggal ulang tahun saya ternyata sama dengan tanggal ulang tahun beberapa orang besar di dunia, mulai dari Barack Obama, Queen Elizabeth The Queen Mother, Louis Vuitton, Louis Armstrong, sampai Meghan Markle. Saya tidak kepincut jadi orang besar seperti mereka, cukup jadi pengagum saja 😀

Tahun ini ulang tahun saya yang ke-30 dan jujur ada semacam weird feeling di dalam hati ketika menyadari kalau saya sudah hidup selama 30 tahun di dunia. Satu hal yang – semoga – tidak berubah, saya tetap bersyukur dan berterimakasih untuk setiap tarikan nafas yang bisa saya nikmati dengan normal sampai saat ini meskipun jatah umur di dunia berkurang satu tahun lagi. Saya juga tetap menikmati waktu untuk mempelajari banyak hal baru, salah satunya belajar untuk lebih sabar berhadapan dengan banyak orang termasuk S dan baby K yang kadang bisa membuat saya merasa kalau saya punya 2 bayi haha #curhatcolongan.

Tahun ini merupakan tahun pertama saya merayakan ulang tahun dengan baby K, dan saya tetap tidak menginginkan pesta atau sejenisnya, cukup berkumpul bersama orang-orang terdekat sudah lebih dari cukup. S sempat bertanya apa saya mau beli kue mengingat tahun lalu saya tidak mau beli. Saya bilang boleh tetapi saya request kue yang modelnya kecil bukan yang besar dan ada motif bunga. Harapannya semoga 30 ini menjadi awal dekade baru yang lebih berbunga haha. Akhirnya pilihan kami jatuh ke Tiny Treats by Nata Cake yang salah satu lokasi outletnya dekat dengan rumah kami, yakni di The Food Hall PIK Avenue. 

Saya order flower buttercream cake dengan rasa cokelat karena memang rasa yang tersedia untuk jenis kue ini hanya rasa cokelat. Tinggi kuenya sekitar 4 cm sebelum dihias dan bentuk kuenya bulat dengan diameter 9 cm. Saya request gabungan bunga mawar, lili, dan tulip untuk hiasan kuenya karena ketiganya bunga kesukaan saya hehe. Melalui WhatsApp, admin Tiny Treats menyanggupi jika hanya mawar dan tulip karena lili belum bisa. Saya pikir yawis tidak apa-apa jika hanya mawar dan tulip. Saya order 2 pcs sesuai dengan model yang saya lihat di Instagram mereka tapi saya minta warna bunganya dibedakan karena memang bisa request begitu.

q

Untuk kue pertama, warna yang saya request sama plek-plek dengan foto di atas tapi mawarnya dibuat mekar.  Untuk kue kedua, saya request warna kuning untuk tulip dan warna jingga-biru royal untuk mawar. Saya tanya ke adminnya, apa semua request saya bisa dipenuhi? Si admin menjawab bisa tapi pas hari H-nya warna kuenya tidak sesuai dengan pesanan saya haha.

w

Foto di atas adalah penampakan 2 kue yang saya pesan. Saya sudah sempat komplain ke penjaga counter di The Food Hall namun katanya itu pesanan saya dan tidak bisa diganti dengan kue yang lain. Saya sudah sempat ingin bayar 1 kue saja tapi S melarang. Sekali dalam setahun, anggap sedang kasih rejeki untuk orang lain, begitu katanya. Akhirnya dengan sedikit berat hati saya melunasi pembayaran kue-kue itu.

Saya pilih Pizza Marzano untuk makan-makannya. Alasannya karena sedang ada promo buy 1 get 1 untuk pizza, pasta, dan salad menggunakan voucher dari Fave haha. Modis banget ya, modal diskon haha. Awalnya mau makan di Putien atau May Star, apa daya antriannya panjang dan saya malas ngantri, jadi saya dan S memilih makan di Pizza Marzano saja. Sesampainya di Pizza Marzano, saya mengeluarkan 2 kue dari kardusnya dan saya baru sadar kalau hiasan di bagian bawahnya tidak sama, 1 kue ditotol warna hijau sedangkan kue lainnya tidak ada totolannya (lihat foto di atas).

Tambah kesal dan kecewalah saya ini, lantas saya mengeluarkan semua unek-unek melalui chat di WhatsApp. Saya bilang ke adminnya, next time baiknya bilang tidak bisa fulfil sesuai yang saya order daripada jawab bisa tetapi nyatanya malah salah. Sesuai prosedur umum yang sudah lumrah terjadi di Indonesia, si admin hanya minta maaf dan katanya saya bisa ganti langsung di counter. Saya seketika kaget karena jawaban si admin berbeda dengan jawaban penjaga counter, dan jawabannya tentu saja tak lain dan tak bukan hanya “mohon maaf sekali kak, nanti kita tegur orang Food Hallnya kak”. Yah sudahlah, suka suka lu lah mau ngomong apa, untung kue lu enak haha.. Iya kue cokelatnya enak, rasanya seimbang dan teksturnya pas di mulut. Engga manis tapi engga pahit juga. Yah, setidaknya sedikit menenangkan hati 😀

Saya juga memesan mini rainbow roll cake yang dibuat oleh istri kolega kantor untuk treat kolega kantor lainnya. Suwer tekewer-kewer, saya pesan rainbow cake itu bukan untuk meniru Anies dengan ide beautifikasi Jakarta menjelang Asian Games melainkan karena rainbow cake tersebut rasanya cukup enak dan terjangkau dari segi harga. Alasan lain ya semoga 30 ini menjadi awal dekade baru yang lebih berwarna. Jadi kalau Anies sibuk beautifikasi Jakarta, saya sibuk beautifikasi hidup hahaha. Sedikit out of topic, kog saya merasa kata “beautifikasi” itu seperti dipaksakan dan kurang elok yah? Mengapa tidak menggunakan kata “memperindah” saja? 😀

ws
Mini rainbow roll cake

Saya juga sempat melakukan perpanjangan SIM mobil di gerai SIM Mal Pluit Village karena sayang kalau sampai SIMnya tidak diperpanjang. Sesampainya di gerai SIM, saya cukup kaget karena pengunjungnya banyak sekali. Maklum, waktu S melakukan perpanjangan SIMnya beberapa bulan yang lalu di tempat yang sama, gerai SIMnya sepi dari pengunjung sehingga prosesnya singkat dan cepat. Tidak lama setelah saya sampai, saya rebutan nomor antrian dengan pengunjung lainnya. Yes, kalian tidak salah baca, saya re-bu-tan! Nomor antriannya tidak dibagikan satu per satu tapi harus direbut!

Drama tidak berakhir sampai disitu, ternyata nomor antriannya tidak berurutan sama sekali. Ada ibu-ibu yang katanya sudah ngantri lama sekali disana dan rebutan di awal tetapi mendapatkan nomor 44. Jadi nomor antriannya tidak diurutkan dari 1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya melainkan ditumpuk secara acak oleh pegawai gerai SIM. Hal seperti ini mungkin dianggap sepele yah tapi sebenarnya sangat mengecewakan. Belum lagi kami diharuskan menunggu lama untuk menyelesaikan semua prosesnya, termasuk soal pengisian formulir perpanjangan SIM yang hanya bisa dilakukan apabila sudah selesai tahap pertama dengan pihak dokter (cek berat badan, tinggi badan, dan tes mata).

Tidak sedikit pengunjung yang sudah cukup tua komplain soal pengisian formulir tersebut karena tulisannya kecil dan pulpen hanya tersedia 2 pcs padahal ada 4 meja. Pengisian formulir ini pun akan menentukan antrian untuk foto SIMnya, jadi semakin lama ngisi maka semakin lama juga menunggu antrian foto SIM. Saya sempat kesal karena saya tidak dipanggil-panggil untuk foto SIM padahal seharusnya saya sudah dipanggil, ternyata pegawai gerainya menunggu orang sebelum saya yang entah pergi kemana. Saya harus rela 15 menit saya terbuang percuma untuk menunggu orang itu. Saya mengeluarkan Rp 140.000,- untuk keseluruhan proses perpanjangan SIM itu, terdiri dari Rp 30.000,- untuk biaya dokter, Rp 30.000,- untuk Kartu Asuransi Kecelakaan Diri Pengemudi / AKDP (saya merasa dipaksa untuk membayar ini karena tidak ada info sebelumnya), dan Rp 80.000,- untuk SIM barunya. Udah gitu, foto SIM baru saya pun jelek haha, padahal take beberapa kali, entah mengapa foto tersebut yang dipilih. Kalau ditotalkan, saya menghabiskan waktu hampir 2 jam lamanya untuk mengurus SIM ini.

So, let begin the new decade! As my friend said, don’t forget to be happy and feel young ’cause after all, age is just a number. Three zero, I am super ready 😀

PS : happy wonderful birthday to my fellow Leo = Inly, ArlisaIra, Meyche, Matthiasnya Atha, and (bentar lagi) Ci Leony. May God always bless your next paths in life. Cheers!

Regards,

Wien

 

 

14 comments

  1. happy 3.0 Wien!!
    kerasa ga sih semakin mendekati hari H ulang tahun berasa galau sendiri? =)))
    begitu ulang tahun..woouuw.w..already 30 now!!

    Like

  2. Happy belated birthday, Wien. Makin bahagia ya! Kadang memang insta itu bagus buat alat promosi, cuma seringnya, kenyataan ga sesuai iklannya yah. Itu jenis bunganya lain gitu. Yg contoh kayak peony, yg diterima malah mawar hahaha.

    Like

  3. happy birthday!!!

    wuii nyebelin banget ya kue nya gak sesuai sama pesanan. tapi kalo gak baca ceritanya sih menurut gua bagus2 aja lho kue nya jadi serasi kiri kanan. hahaha.
    yang penting rasanya enak ya… 🙂

    Like

    • Thank you ko! Kalau lihat sekilas memang kelihatan serasi ya hahaha. Iya ko, syukurnya rasa kuenya enak, kalau engga si benaran bikin keki habis haha

      Like

Thank you for your comments