Laki-laki. Lelaki. Pria. Atau priya? 😛
Apapun sebutannya, saya senang berbicara dan menjalin relasi dengan para kaum Adam itu, khususnya mereka yang bisa menghargai lawan bicaranya, mempunyai pikiran luas, dan sopan dalam bertutur kata.
Terlepas dari semua hal di atas, saya sebenarnya cukup malas jika diminta mencari barang khusus atau printilan hadiah untuk kaum pria.
Baca dengan benar yah.. Cukup malas, bukan sulit, hehe..
Berdasarkan pengalaman saya, sebenarnya mencari barang atau hadiah itu tidak sulit sebab kita bisa melihat hobi dari orang tersebut. Saya rasa tidak ada satu pun orang yang akan marah jika dia mendapatkan barang sesuai dengan hobinya, bukan begitu? Termasuk kaum pria ini, baik yang sifatnya cenderung perfeksionis, yang biasa-biasa saja, yang hobinya agak nyeleneh, dan lain-lain.
Tapi sejujurnya saya malas. Iya, malas sekali sebab saya sering membelikan barang yang sama untuk para kaum pria itu. Perbedaannya palingan di jenis atau warna, hitung-hitung sekalian menambah isi koleksi mereka. Lambat laun saya menjadi jenuh karena saya merasa tidak ada tantangan untuk mencari barang-barang mereka lagi.
Akhirnya saya mengadakan survey kecil selama beberapa tahun ini, ke beberapa kaum pria yang dekat dengan saya, hanya untuk menanyakan “apa yang kalian inginkan dari seseorang jika kalian merayakan sesuatu, misalnya hari ulang tahun, hari kelulusan, dan lain-lain?” Jawaban mereka di luar ekspektasi saya sebab tidak sedikit yang mengatakan kalau hadiah yang mereka inginkan itu hanya “doa atau makanan”. LOL 😀
Kalau dipikir-pikir, jawaban tersebut mungkin ada benarnya juga. Saya jadi teringat dengan (alm) kakek saya. Ketika masih hidup, beliau pernah mengatakan kalau hadiah terindahnya adalah “keluarga”. Jika sedang merayakan ulang tahun atau ‘makan besar’ (ciak tok dalam bahasa Teochew), beliau senang jika semua anggota keluarga hadir untuk makan bersama. Beliau tidak mengharapkan hadiah apapun. Hanya “keluarga”.
Saya juga teringat dengan adik saya. Dia cukup sering minta saya buatin “pizza indomie” sejak dulu sampai saya mudik sekarang. Dengan intensitas bertemu yang sudah jarang, dia sering berkelakar kalau “pizza indomie” buatan saya adalah hadiah ulang tahunnya yang tertunda karena jadwal mudik saya biasanya 1-2 bulan setelah hari ulang tahunnya.
https://www.instagram.com/p/BC2FkrqJlqE7lQW1lmSmn7pPNmvSNSrnS51GRE0/
Beberapa teman pria dan para mantan-mantan yang mungkin tak terlupakan itu juga lebih suka jika saya membawa pizza atau makanan buatan saya sendiri daripada sebuah hadiah yang nilainya mungkin cukup mahal di mata mereka. Jadi keingat, salah satu mantan saya lebih suka dibawakan hadiah sekotak nasi kuning/nasi goreng ala Wiwien plus es krim daripada bola basket baru. Katanya kalau makanan itu membuat perut kenyang, hati senang, dan bikin nagih, sekalipun mungkin rasanya kurang pas, tapi niatnya sangat dihargai.
https://www.instagram.com/p/BBbrx8xJlsW_Zeuaak7e_yOgcpP_f2yAKrUYI40/
Hal serupa juga terjadi dengan si S. Ketika saya berhasil membuat beberapa kue menggunakan rice cooker, dia langsung berpesan agar saya membuatkan 1 kue untuk ulang tahunnya. Menurutnya, usaha membuat kue itu sudah lebih dari cukup daripada saya pusing-pusing berpikir mengenai kado ulang tahunnya. Saya juga membuat surprise cake untuk ikut-ikutan merayakan Valentine’s Day tempo hari 😛
Terlepas dari apapun yang ingin diberikan kepada orang lain, niat tulus dan ikhlas merupakan hal terpenting dari semuanya. Mau sebagus atau semahal apapun barang yang dikasih ke orang lain, barang itu mungkin akan menjadi sia-sia jika kita tidak tulus hati.
So Mas Dani, saya belum telat ikut giveawaynya kan? Masih tanggal 5 April 2016 meskipun sudah malam, haha.. Iseng-iseng berhadiah. Terima kasih untuk yang sudah membaca post ini 🙂
Rgds,
Ws 😉
Pizza indomie itu gimana Wien?
LikeLike
Cuma indomie biasa yang direbus (tanpa bumbu), ditiris, dikocok dalam telur, terus dikukus / digoreng mba. Sebenarnya saya juga bingung dengan sebutan ‘pizza’ dari adik saya. Mungkin karena bentuknya bulat dan dipotong slices seperti pizza, haha
LikeLike
Pizza indomie enak wien. G juga dulu suka bikin pas ngekost, tapi biasanya bumbunya dicampur gitu. Lebih kenyang pas dimakan walau indomienya cuma 1 #ngirit. Hahahhaha
LikeLike
Iya memang jatuhnya lebih kenyang karena bisa dicampur bahan-bahan lainnya. Hayuk bikinin lagi buat gw, biar si kecil bisa nyobain juga sekalian, wakakaka 😀
LikeLike
Ohhh di kantor dulu namanya martabak indomie hehe
LikeLike
Oh martabak yah, hahaha..
LikeLike
lebih penting usahanya emang ya.. itu yang bikin lebih spesial 🙂
LikeLike
Iya ko Arman, jadi lebih spesial 🙂
LikeLike
Jadi tertarik jalan-jalan lebih lanjut baca-baca post tentang cake rice cooker 😀
LikeLike
Mariii, silahkan dibaca 😉
LikeLike
Ternyata sama bgt ya kaum pria ini, jd keinget pas suami ultah kemarin & gw tanya mo hadiah apa, jawabannya minta dimasakin masakan favoritnya hahahaha.
Ternyata ga rumit kaya cewe2 ya klo minta hadiah 😀
LikeLike
Iya, habit mereka semuanya sama kalau sudah bicara soal hadiah ya, haha.. Tapi sepertinya ini hanya berlaku untuk pria yang bukan metroseksual gitu, hehe..
LikeLike