Rush Hour

Hari ini sudah masuk hari ke-28 di bulan Maret. Senin ini merupakan Senin terakhir di bulan Maret. Minggu ini juga merupakan minggu terakhir di bulan Maret, dan saya mengalami rush hour selama seminggu ini. Nasib kuli kantor orang, saya belum gajian 😀

Waktu 1 hari = 24 jam yang tidak cukup untuk menyelesaikan beberapa hal membuat saya hampir dilanda stress tetapi saya tetap berusaha untuk manage semuanya satu per satu. Sebenarnya ada kalanya saya lebih menyukai kondisi ini sebab kejar-kejaran dengan waktu membuat saya merasa lebih “alive” tapi saya harus merelakan kondisi badan yang bisa drop kapan saja. Kalau kata Diana, saya tidak boleh kecapean karena bisa muncul berbagai macam sakit yang aneh-aneh, haha..

1 minggu yang lalu itu saya disibukkan dengan kunjungan ke pameran (karena ada hal yang dicari di pameran tersebut), urusan keluarga dadakan, berjuang dengan macetnya jalanan ibukota demi menghadiri misa Pekan Suci Paskah yang tidak sebentar itu,  ikut sesi foto yang sudah dijadwalkan (kapan-kapan saya baru cerita), dan harus serah terima tugas dengan anak divisi yang resign bulan ini. Belum lagi ditambah dengan printilan kegiatan lain seperti berberes kamar, belanja kebutuhan harian, dan berjuang dengan hormon yang sedang tinggi-tingginya karena masuk masa PMS. Wahai kaum pria, percayalah dengan wejangan untuk tidak mengganggu kaum wanita di masa PMS, hahahaha..

Kalau boleh jujur, hal yang paling menyita perhatian dan pikiran saya adalah soal serah terima tugas karena saya ‘dihibahkan’ data-data yang sangat confidential berkaitan dengan tingkat penjualan dari semua cabang. Saya harus menguasai semua pekerjaan mendadak itu dalam waktu kurang dari 2 minggu, sedangkan anak divisi yang resign sudah berkutat dengan kerjaan itu sekitar 3 tahun. Saya mungkin tidak akan mengeluh jika pekerjaan diserahkan secara jelas, tetapi hal sebaliknya terjadi tidak sesuai harapan saya.

Data yang diserahkan sangat banyak, format datanya tidak rapi, dan proses datanya sangat rumit karena tidak muncul secara otomatis dari sistem asal. Saya juga harus memahami penjelasan dari anak divisi mengenai alur dan proses pengerjaan datanya. Sampai menit-menit terakhirnya di kantor pun saya masih harus mempelajari datanya karena banyak hal yang baru muncul di hari terakhir. Shock level tingkat tinggi.

Rasa pusing bercampur eneg dan sakit kepala sempat saya rasakan selama beberapa hari. Tidur tidak tenang, makan juga tidak tenang, mandi juga tidak tenang *eh*. Semua data tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak, dan saya diwajibkan harus bisa mengerjakan datanya dalam waktu 2 minggu. Katanya tidak ada satu pun orang yang bisa menguasai datanya karena sifatnya confidential, kecuali anak divisi yang resign itu. Jadilah saya hanya bisa tarik nafas buang nafas sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal 😀

Saya berusaha mencoba menyakinkan si otak kalau saya pasti bisa menjiwai data-data tersebut. Eits, menjiwai suatu pekerjaan itu layak diperlukan supaya tidak merasa punya beban tersendiri, setidaknya itu menurut saya yang sok-sok idealis ini 😛 Dua minggu berlalu sejak saya diberikan data-data tersebut and I’m still fine, thanks God. Setidaknya saya sudah berhasil mengerjakan tiga data paling penting di bulan ini, di luar pekerjaan saya yang lain tentunya, tapi saya tetap belajar supaya tidak lupa dengan prosedurnya sambil merapikan format datanya. Ah, saya juga mau blogwalking lagi!

Btw, saya sempat shock ketika mendengar berita bom Brussels tempo hari. Sedih sekali harus melihat berita tentang orang-orang yang menjadi korban dari tindakan biadab itu, tapi di sisi lain saya bersyukur karena teman-teman saya berada dalam kondisi baik, termasuk Yvan dan Mba Fe. Ada satu teman saya juga yang harus berangkat ke Spanyol 1 hari sejak tragedi itu dan dia benar-benar shock karena sedang berada di Brussels saat bom terjadi. Meskipun hectic dan strict, teman saya akhirnya bisa tetap berangkat ke Spanyol meskipun harus lewat bandara lain. Requiescat In Pace to all victims..

Shock juga karena mendengar berita soal meninggalnya Johan Cruyff, seorang legenda sepakbola yang begitu dicintai dan dikagumi oleh banyak orang, termasuk saya. Beliau meninggal setelah berjuang melawan kanker paru-paru yang diderita sejak tahun 2015. Mengutip kata-kata seorang romo : “Mereka dipanggil (pulang) menghadap kepada Sang Pencipta sebab ‘rumah’ mereka sudah jadi”. God loves you, we love you, goodbye Mr. 14″.

Btw meskipun telat sehari, saya mau mengucapkan Selamat Paskah untuk yang merayakan. FYI, Paskah merupakan hari kebangkitan Yesus dan jatuh di hari Minggu bukan hari Jumat. Tanggal merah yang jatuh di hari Jumat minggu lalu merupakan hari wafatnya Yesus, disebut sebagai hari Jumat Agung. Saya sengaja menjelaskan hal ini sebab saya masih cukup sering menemukan orang-orang yang belum tahu tentang perbedaan hari Jumat Agung dan Minggu Paskah, hehe..

So, saya mau minum rosemary black tea hangat dulu ya. Let’s do something great and positive today. Jadi keingat dengan post ini kalau bicara tentang “positif” di hari Senin 🙂

Laters.

Rgds,

Ws 😉

12 comments

Thank you for your comments